Frase merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat. Selain itu frase merupakan kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frase tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Berikut ini merupakan jenis-jenis frase :
Frase Eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai unsur pusat. Misalnya : di dalam rumah
Frase Endosentris merupakan frase yang kedudukannya dapat digantikan oleh unsurnya dalam fungsi tertentu. Dengan kata lain, frase endosentris adalah frasa yang mempunyai unsur pusat. Misalnya : hari libur
Frase Nominal merupakan frase yang predikatnya berupa kata benda atau kata sifat dapat juga dikatakan frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal. Misalnya : rumah makan
Frase Verbal yaitu frase yang unsur pusatnya berupa kata yang termasuk kategori verba. Misalnya : akan berlayar
Frase Ambigu frase yang memiliki kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Misalnya: Ayah teman saya yang baik. (bisa mengandung arti : 1. Ayah, teman saya baik. 2. Ayah, teman, saya baik. 3. Ayah teman saya, baik)
Frase Bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan. Misalnya : dua buah apel
Frase Keterangan : frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan. Misalnya : besok lusa
Frase Depan : frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai aksinya. Misalnya : dari kota
- Klausa
Klausa adalah sekumpulan kata yang terdiri dari subjek dan predikat walau dalam beberapa bahasa dan beberapa jenis klausa, subjek dari klausa mungkin tidak tampak secara eksplisit dan hal ini khususnya umum dalam bahasa bersubyek nol. Sebuah kalimat paling sederhana terdiri dari satu klausa. Atau dengan kata lain klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) bisa juga disertai objek (O) dan keterangan (K), serta berpotensi untuk menjadi kalimat. Misalnya: banyak orang mengatakan.
Berikut ini merupakan jenis-jenis klausa berdasarkan :
Kategori Kata atau Frasa
Jika dianalisis secara fungsional akan terdapat beberapa struktur seperti yang tertulis di bawah ini :
Adik membeli buku kemarin.
Adik = S & N / frase & kata, Membeli = P & V, Buku = O & N, Kemarin = KET & ket / KET & ADV.
Keterangan :
N = Nomina (kata benda)
V = Verba (kata kerja)
ADV = Adverbia (kata keterangan)
Struktur
Berdasarkan strukturnya, klausa dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
1) Berdasarkan Struktur Intern
a) Klausa dibagi menjadi dua macam, yaitu klausa lengkap dan klausa tidak lengkap. Klausa lengkap, berdasarkan struktur internnya, dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
- Klausa lengkap yang subjeknya terletak di depan predikat. Klausa yang subjeknya terletak di depan predikat disebut klausa lengkap susun biasa. Contoh : Gedung kesenian itu sangat megah.
- Klausa lengkap yang subjeknya terletak di belakang predikat disebut klausa lengkap susun balik atau klausa inversi. Contoh : Sangat megah gedung kesenian itu.
b) Klausa tidak lengkap sudah tentu hanya terdiri atas unsur predikat, disertai objek, pelengkap atau keterangan. Contoh: Sedang bermain-main. (klausa tersebut hanya terdiri atas predikat.
Ada Tidaknya Kata Negatif yang secara Gramatik Menegatifkan P
a) Klausa Positif ialah klausa yang tidak memiliki kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat. Contoh : Mereka diliputi oleh perasaan senang.
b) Klausa Negatif ialah klausa yang memiliki kata-kata negatif (seperti tiada, tak, bukan, belum dan jangan) yang secara gramatik menegatifkan predikat. Contoh : Dia tidak makan.
Kategori Kata atau Frasa yang Menduduki Fungsi P
Berdasarkan golongan atau kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi predikat, klausa dapat digolongkan menjadi empat golongan.
a) Klausa Nominal ialah klausa yang predikatnya terdiri atas kata atau frasa yang secara gramatik dapat menduduki fungsi S, P, dan O (pada klausa) dan tidak dapat dinegatifkan dengan kata tidak, melainkan dengan kata bukan, dapat diikuti kata itu sebagai atributnya dan dapat mengikuti kata depan di atau pada sebagai aksisnya. Contoh : Yang dibeli orang itu sepeda (pada frase).
b) Klausa Verbal ialah klausa yang predikatnya terdiri atas kata atau frasa yang cenderung menduduki fungsi predikat (pada klausa) dan dapat dinegatifkan dengan kata tidak (pada frase). Contoh : 1. Petani mengerjakan sawahnya dengan tekun. Berdasarkan golongan kata verbal itu, klausa verbal dapat digolongkan sebagai berikut.
- Klausa verbal adjektif yaitu klausa yang predikatnya terdiri atas kata golongan verba yang termasuk golongan kata sifat atau terdiri atas frase golongan verba yang unsur pusatnya berupa kata sifat. Contoh : Cuacanya sangat ekstrim.
- Klausa verbal intransitif yaitu klausa yang predikatnya terdiri atas kata verbal yang termasuk golongan kata kerja intransitif atau terdiri atas frasa verbal yang unsur pusatnya berupa kata kerja intransitif. Contoh : Burung-burung beterbangan di atas permukaan air laut.
- Klausa verbal aktif yaitu klausa yang predikatnya terdiri atas kata verbal yang termasuk golongan kata kerja transitif atau terdiri atas frasa verbal yang unsur pusatnya berupa kata kerja transitif. Contoh : Ari membaca komik.
- Klausa verbal pasif yaitu klausa yang predikatnya terdiri atas kata verbal yang termasuk golongan kata kerja pasif atau terdiri atas frasa verbal yang unsur pusatnya berupa kata kerja pasif. Contoh : buku itu diambil adik.
- Klausa verbal yang refleksif yaitu klusa yang predikatnya terdiri atas kata verbal yang termasuk golongan kata kerja refleksif yaitu kata kerja yang menyatakan perbuatan yang mengenai pelaku perbuatan itu sendiri. Pada umumnya kata kerja ini berbentuk kata kerja meN- diikuti kata diri. Contoh : Anak-anak itu menyembunyikan diri.
- Klausa verbal yang resiprokal
Klausa ini predikatnya terdiri atas kata verbal yang termasuk golongan kata kerja resiprokal, yaitu kata kerja yang menyatakan kesalingan. Bentuknya ialah (saling) meN-, saling ber-an dengan proses pengulangan atau tidak dan saling meN-. Contoh : Mereka bersalam-salaman saat bertemu di Mall.
c) Klausa Bilangan atau klausa numeral ialah klausa yang predikatnya terdiri atas kata atau frasa golongan bilangan (biasanya diikuti oleh kata penyukat seperti ekor, batang, keping, buah, kodi, helai, dan masih banyak lagi). Contoh : Ayah membeli seekor ayam.
d) Klausa Depan atau klausa preposisional ialah klausa yang predikatnya terdiri atas frase depan, yaitu frasa yang diawali oleh kata depan sebagai penanda. Contoh: a. Kredit itu untuk para pengusaha lemah. b. Pegawai itu ke kantor setiap hari.
Dalam kalimat tertentu, klausa memiliki dua bagian, yakni klausa induk (induk kalimat) dan klausa subordinatif (anak kalimat). Keberadaan klausa induk dan klausa anak ini mensyaratkan konstruksi tataran sintaksis yang lebih besar.
Daftar Pustaka
Verhaar, J.W.M. Asas-asas Linguistik Umum. 2006. Gadjah Mada University : Yogyakarta